
Foto Gunung Kelud Pasca Erupsi, diambil dari Desa Soso Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar, 7 km dari kawah Gunung Kelud.(Jumat,14 Februari 2014)
Gunung Kelud adalah gunung api tipe A, yaitu tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600, di Jawa Timur yang sangat aktif
dengan letusannya didominasi oleh letusan eksplosif cukup kuat baik yang
terjadi pada pra sejarah maupun dalam masa sejarah manusia untuk
menghasilkan endapan-endapan freatik, freatomagmatik, aliran piroklastik
dan jatuhan piroklastik di sekitarnya.
Gunung Kelud termasuk kedalam tipe stratovolcano, yaitu gunung yang tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa
jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa),
kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah
beberapa ratus kali.
Sejak tahun 1300 Masehi, gunung
ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif
pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya
bagi manusia.
Hingga kini, sudah beberapa kali gunung tersebut meletus. Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat aktivitas tahun 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
Atas dasar itu, sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk. Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung kembali meningkat aktivitasnya.
Letusan di 1919, termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa, merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905. Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.
Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu.
Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai 1994.
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status awas dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.
Terakhir, Kamis (13/2) di 2014, kembali meletus sekitar pukul 22.50 WIB. Ribuan warga mengungsi ke penampungan.saat terjadi letusan, di langit terlihat banyak sekali petir menyambar dengan suara guntur. Secara ilmiah, petir tersebut dalam bahasa Inggris dinamakan dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning. Dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning ini merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika aktivitas gunung mulai meningkat dan akhirnya memunculkan petir.
Dalam sebuah penelitian ilmiah, dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning terjadi karena muatan listrik yang dihasilkan itu terjadi ketika fragmen batuan, abu vulkanik dan partikel es bertabrakan dan menghasilkan listrik statis. Hujan batu dan petir melanda di daerah sekitar gunung kelud hingga dini hari.
Hingga kini, sudah beberapa kali gunung tersebut meletus. Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat aktivitas tahun 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
Atas dasar itu, sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk. Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung kembali meningkat aktivitasnya.
Letusan di 1919, termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa, merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905. Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.
Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu.
Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai 1994.
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status awas dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.
Terakhir, Kamis (13/2) di 2014, kembali meletus sekitar pukul 22.50 WIB. Ribuan warga mengungsi ke penampungan.saat terjadi letusan, di langit terlihat banyak sekali petir menyambar dengan suara guntur. Secara ilmiah, petir tersebut dalam bahasa Inggris dinamakan dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning. Dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning ini merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika aktivitas gunung mulai meningkat dan akhirnya memunculkan petir.
Dalam sebuah penelitian ilmiah, dirty thunderstorm atau juga volcanic lightning terjadi karena muatan listrik yang dihasilkan itu terjadi ketika fragmen batuan, abu vulkanik dan partikel es bertabrakan dan menghasilkan listrik statis. Hujan batu dan petir melanda di daerah sekitar gunung kelud hingga dini hari.







SEJARAH LETUSAN GUNUNG KELUD
Letusan 1901
Letusan terjadi tengah malam, 22-23 Mei 1901,
selama sekitar dua jam dan meningkat pada pukul tiga pagi. Awan panas
menyerang wilayah Kediri. Bunyi letusan terdengar sampai Pekalongan,
sementara hujan abu menyampai Sukabumi dan Bogor. Korban jiwa dilaporkan
cukup banyak, tetapi angka pasti tidak tercatat.
Letusan 1919
Sedikitnya 5160 orang menjadi korban jiwa akibat
letusan gunung Kelud pada tengah malam, 20 Mei 1919 yang disebut
terbesar dalam abad 20. Letusan ini snagat keras sehingga dentumannya
terdengar sampai Kalimantan. Hujan batu cukup lebat dan sebgaian atap
rumah hancur, dan hujan abu mencapai Bali. Kota Blitar dilaporkan
mengalami kehancuran akibat letusan ini.
Ledakan 1951
Letusan terjadi pada pukul 06.15 pagi pada 31
Agustus 1951 yang menyebabkan tujuh orang tewas dan meulai 157 orang.
Setidaknya terdengar empat dentuman keras akibat letusan ini. Hujan batu
yang sebagian sebesar buah mangga menerpa sebagian wilayah Margomulyo.
Hujan abu terjadi selama sekitar satu jam dan mencapai kota Bandung,
Jabar.
Ledakan 1966
Terjadi pada 26 April 1966 pukul 20.15 WIB,
letusan ini diwarnai luapan lahar di sejumlah sungai di sekitarnya.
Sedikitnya 210 orang tewas akibat letusan ini.
Ledakan 1990
Letusan terjadi secara beruntun pada 10 Februari
1990. Letusan yang terjadi belakangan lebih besar. Letusan utama
disertai awan panas sejauh 5km dari kawah. Daerah yang rusak tidak
terlalu luas, namun sebaran abu jauh lebih luas dan diperkirakan
mencapai luasan 1700km persegi. Sekitar 500 rumah rusak akibat tertimpa
hujan abu. Korban jiwa sekitar 32 orang.
Ledakan 2007
Kali ini letusan gunung Kelud tidak eksplosif
seperti sebelumnya, melainkan kemunculan kubah lava yang besar di kawah
Kelud. Kubah itu terus tumbuh sejak 5 November 2007 hingga berukuran
selebar 100meter. Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik
dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau
kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak
tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m.
Letusan 2014
Erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB
melontarkan material setinggi 17 km dan melontarkan jutaan meter kubik
abu vulkanik dan pasir.
BMKG menganalisis abu dan pasir pada
lapisan 1.500 m terbawa ke arah Timur Laut, pada lapisan 5.000 m ke arah
Barat Laut dan pada 9.000 m ke arah barat. Material abu dan pasir
tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh
dari Gunung Kelud.
Sangat mengerikan, mudah mudahan musibah ini cepat berlalu, Amin
BalasHapus